Rabu, 19 Juni 2013

Islamisasi sains, sebuah bentuk ketidakpercayaan diri ?


Islamisasi sains hanya merupakan salah satu bentuk "cocoklogi". mencari kecocokan antara sains dan agama. ketika konsep sains tidak sesuai dengan konsep agama, maka kesalahan adalah pada sains. mencari kecocokan antara filosofi dalam sains dengan filosofi dalam agama. ketika ada kontradiksi,, maka lagi-lagi sains ditolak. begitu seterusnya.

cocoklogi sains dan agama begitu populer dikalangan umat islam akhir-akhir ini. fenomena ini (saya menduga) lahir sebagai perlawanan atas hegemoni peradaban dan kebudayaan barat saat ini, sebagai counter-hegemony atas kemajuan barat pada berbagai bidang dan disiplin keilmuan. mulau dari politik, sosial, ekonomi, budaya, sains, teknologi, dll.

maka untuk menunjukkan superioritas islam, untuk menunjukkan bahwa umat islam tidak tertinggal dari barat,, maka beberapa kalangan islam akhirnya mempopulerkan apa yang disebut dengan cocoklogi sains dan agama, islamisasi sains, sains yang digali dari teks-teks suci, dan seterusnya.

yang membuat terliaht begitu konyolnya adalah, kebanyakan mereka yang memperkenalkan konsep islamisasi sains ini bukanlah seorang ilmuwan sejati yang mempelajari dan melakukan kajian-kajian sains secara intens, meneliti & melakukan riset sendiri, akan tetapi mereka hanya sibuk mengutip hasil-hasil penelitian para ilmuwan terkemuka barat. mereka memilah-milah konsep mana yang sesuai dengan islam, teori mana yang sejalan dengan islam,lalu membuang dan menolak konsep-konsep yang kontradiktif dengan islam. ketika ada yang sesuai lantas digembar-gemborkan sebagai sebuah kebenaran agama.

Apa kesalahan cocoklogi sains dan agama?

jelas adalah sebuah kesalahan besar ketika berusaha menghubung-hubungkan antara sains dan agama, mencocok-cocokkan antara sains dengan agama. karena bagaimapun keduanya punya batu-bata bangunan yang berbeda. sains berangkat dari pertanyaan dan keraguan. sedang agama berangkat dari keyakinan. yah, sebuah keyakinan tanpa ragu.

sains berusaha menemukan sesuatu yang lain dan meninggalkan keraguan untuk maju, sedang agama berusaha memperkokoh keyakinan yg suda diyakini sebelumnya dan bertahan pada keyakinan.

tidak perlu melakukan cocoklogi sains dan agama. kitab suci adalah media penyampai moral. kitab suci adalah puisi kehidupan dimana kita bisa hanyut dan berimajinasi memetik makna yang bermanfaat. jangan paksa kitab suci menjadi kitab sains yang justru bisa mendeviasi tujuan dari adanya kitab suci itu sendiri untuk membimbing manusia menuju pada puncak spiritual dan kedamaian sejati.

dan jika tujuannnya adalah hanya untuk sekedar melawan hegemoni dan dominasi barat pada bidang sains dan teknologi, dan ingin diakui sebagai umat yang maju, berperadaban tinggi, maju dalam penguasaan iptek, tinggalkan cocoklogi sains dan agama, lakukan kajian dan penelitian sains dengan benar!

4 komentar:

  1. Pendapat anda sangat salah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf, bisa anda sebutkan salahnya dimana?
      bagaimana pendapat yang benar menurut anda?
      terima kasih

      Hapus
  2. Cocoklogi agama dengan sains hanyalah mengantar agama pada pemikiran kritis yang lumrah terjadi pada sains.
    Jika agama sudah dikritisi, maka agamawan juga lah yang akhirnya teriak-teriak merasa dilecehkan.

    BalasHapus
  3. Contohnya sekarang ada grup mensos perdebatan tentang bentuk bumi datar atau bulat, kebnayakan masing2 beradu argumennya membawa ayat dan hadist, bukan dengan teori ilmiah..

    BalasHapus