Minggu, 30 Juni 2013

Perlunya bersikap kritis terhadap doktrin agama


Doktrin agama yang berlebihan bisa membuat akal sehat dan logika lumpuh. Menjadikan individu-individu tidak lagi kritis dan mandek pikiran dan nalarnya.

Itulah sebabnya, selama berabad-abad doktrin agama menjadi senjata yang sangat ampuh dan powerful digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Misal untuk melanggengkan kekuasaan, mengontrol civil society, menciptakan teror pada masyarakat, mengeruk keuntungan materi, dan lain sebagainya.

Pada negara-negara dengan sistem pemerintahan otoriter, sikap kritis masyarakat adalah ancaman yang paling membahayakan bagi keberlangsungan kekuasaan, dan doktrin agama adalah cara paling efektif untuk membunuh sikap kritis masyarakat.

Arab saudi misalnya, negara islam satu ini dikenal sebagai negara yang sangat ketat dalam menjalankan dan menerapkan aturan-aturan/hukum berlandaskan agama islam. Hukum islam di sana diterapkan dan dibuat bukan untuk tujuan kemaslahatan dan kebaikan rakyatnya. Sebagian besar digunakan untuk menekan dan membatasi kebebasan khususya wanita dan juga digunakan untuk "membahlulkan" rakyatnya. Karena rakyat yang bahlul, tidak kritis, dan fanatik buta paling disukai oleh pemimin-pemimpin otoriter.

Begitu banyak fatwa ulama yang kemudian diadopsi sebagai aturan-aturan negara terlihat begitu absurd dan tidak masuk akal. Negara islam ini dikenal sebagai gudangnya fatwa nyeleneh. misal, fatwa diterapkannya burqah pada bayi perempuan, aturan tidak diperbolehkannya wanita menyetir mobil sendiri, aturan pelarangan menyalakan AC saat suami keluar rumah, pelajar wanita dilarang berolahraga, dan seabreg fatwa tidak masuk akal lainnya yang sebagian besar terasa begitu mengekang kebebasan dan hak-hak wanita.

Dalam satu kasus, bahkan pernah terjadi seorang ulama hanya mendapat hukuman sangat ringan setelah terbukti sang ulama memperkosa dan membunuh gadis kecil. Entah dengan argumen dan pembelaan seperti apa yang dilakukan sang ulama sehingga bisa bebas dari tuntutan apapun. Tapi yang jelas keputusan itu juga didasarkan atas hukum syariah yang berlaku di sana.

Jika memang syariah adalah hukum yang dibuat Tuhan, kenapa bisa sebegitu absurd dan sebegitu konyol itu?  sebodoh itukah Tuhan dalam membuat hukum?

Ini menunjukkan, betapa hukum syariah tidak lebih juga merupakan upaya manusia dalam menafsirkan dan memahami petunjuk-petunjuk dari Tuhan. Tafsir terhadap sesuatu hal yang tertera dalam kitab suci, bisa memberikan banyak penafsiran yang berbeda-beda dan bermacam-macam bergantung waktu, tempat, kondisi, dan keterbatasan kemampuan si penafsir.

Para ulama yang punya kewenangan mengeluarkan fatwa telah dibeli oleh penguasa otoriter, ditambah masyarakat yang dicekoki dengan berbagai doktrin agama yang begitu masif, menjadikan fenomena kebahlulan dan kekonyolan di saudi makin sempurna dan abadi.

Maukah hal seperti ini terjadi di negara anda?

Rabu, 19 Juni 2013

Islamisasi sains, sebuah bentuk ketidakpercayaan diri ?


Islamisasi sains hanya merupakan salah satu bentuk "cocoklogi". mencari kecocokan antara sains dan agama. ketika konsep sains tidak sesuai dengan konsep agama, maka kesalahan adalah pada sains. mencari kecocokan antara filosofi dalam sains dengan filosofi dalam agama. ketika ada kontradiksi,, maka lagi-lagi sains ditolak. begitu seterusnya.

cocoklogi sains dan agama begitu populer dikalangan umat islam akhir-akhir ini. fenomena ini (saya menduga) lahir sebagai perlawanan atas hegemoni peradaban dan kebudayaan barat saat ini, sebagai counter-hegemony atas kemajuan barat pada berbagai bidang dan disiplin keilmuan. mulau dari politik, sosial, ekonomi, budaya, sains, teknologi, dll.

maka untuk menunjukkan superioritas islam, untuk menunjukkan bahwa umat islam tidak tertinggal dari barat,, maka beberapa kalangan islam akhirnya mempopulerkan apa yang disebut dengan cocoklogi sains dan agama, islamisasi sains, sains yang digali dari teks-teks suci, dan seterusnya.

yang membuat terliaht begitu konyolnya adalah, kebanyakan mereka yang memperkenalkan konsep islamisasi sains ini bukanlah seorang ilmuwan sejati yang mempelajari dan melakukan kajian-kajian sains secara intens, meneliti & melakukan riset sendiri, akan tetapi mereka hanya sibuk mengutip hasil-hasil penelitian para ilmuwan terkemuka barat. mereka memilah-milah konsep mana yang sesuai dengan islam, teori mana yang sejalan dengan islam,lalu membuang dan menolak konsep-konsep yang kontradiktif dengan islam. ketika ada yang sesuai lantas digembar-gemborkan sebagai sebuah kebenaran agama.

Apa kesalahan cocoklogi sains dan agama?

jelas adalah sebuah kesalahan besar ketika berusaha menghubung-hubungkan antara sains dan agama, mencocok-cocokkan antara sains dengan agama. karena bagaimapun keduanya punya batu-bata bangunan yang berbeda. sains berangkat dari pertanyaan dan keraguan. sedang agama berangkat dari keyakinan. yah, sebuah keyakinan tanpa ragu.

sains berusaha menemukan sesuatu yang lain dan meninggalkan keraguan untuk maju, sedang agama berusaha memperkokoh keyakinan yg suda diyakini sebelumnya dan bertahan pada keyakinan.

tidak perlu melakukan cocoklogi sains dan agama. kitab suci adalah media penyampai moral. kitab suci adalah puisi kehidupan dimana kita bisa hanyut dan berimajinasi memetik makna yang bermanfaat. jangan paksa kitab suci menjadi kitab sains yang justru bisa mendeviasi tujuan dari adanya kitab suci itu sendiri untuk membimbing manusia menuju pada puncak spiritual dan kedamaian sejati.

dan jika tujuannnya adalah hanya untuk sekedar melawan hegemoni dan dominasi barat pada bidang sains dan teknologi, dan ingin diakui sebagai umat yang maju, berperadaban tinggi, maju dalam penguasaan iptek, tinggalkan cocoklogi sains dan agama, lakukan kajian dan penelitian sains dengan benar!